Selama
proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali menemukan fenomena yang
bersifat analogi atau memiliki persamaan. Dengan demikian, guru dan peserta
didik ada kalanya menalar secara analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran
dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai
kesamaan atau persamaan.
Berpikir
analogis sangat penting dalam pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam
daya nalar peserta didik. Seperti halnya penalaran, analogi terdiri dari dua
jenis, yaitu analogi induktif dan analogi deduktif. Kedua analogi itu
dijelaskan berikut ini.
Analogi
induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena atau gejala.
Atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu ditarik simpulan bahwa apa
yang ada pada fenomena atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena atau
gejala kedua. Analogi induktif merupakan suatu ‘metode menalar’
yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat diterima
berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua fenomena atau gejala
khusus yang diperbandingkan.
Contoh:
Peserta
didik Pulan merupakan pebelajar yang tekun. Dia lulus seleksi Olimpiade Sains
Tingkat Nasional tahun ini. Dengan demikian, tahun ini juga, Peserta didik
Pulan akan mengikuti kompetisi pada
Olimpiade Sains Tingkat Internasional. Untuk itu dia harus belajar lebih tekun
lagi.
Analogi
deklaratif merupakan suatu ‘metode
menalar’ untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu fenomena
atau gejala yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah
dikenal. Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat
karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi dikenal atau dapat diterima
apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah dketahui secara nyata dan
dipercayai.
Contoh:
Kegiatan
kepeserta didik akan akan berjalan baik jika terjadi sinergitas kerja antara
kepala sekolah, guru, staf tata laksana, pengurus organisasi peserta didik intra
sekolah, dan peserta didik. Seperti halnya kegiatan belajar, untuk mewujudkan
hasil yang baik diperlukan sinergitas antara ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
No comments:
Post a Comment