Pembelajaran Tematik Terpadu menggunakan salah satu model
pembelajaran terpadu menurut Robin Fogarty (1991)
Model jaring laba-laba (webbed model). Model ini berangkat
dari pendekatan tematis sebagai acuan dasar bahan dan kegiatan pembelajaran.
Tema yang dibuat dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran
tertentu maupun antarmata pelajaran.
Sedangkan proses pembelajaran menggunaan pendekatan Pendekatan scientific hal ini dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan
ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak
bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi
pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik
dalam mencari tahu dari berbagai sumber
observasi, bukan diberi tahu.
Kondisi pembelajaran pada saat ini diharapkan diarahkan agar peserta
didik mampu merumuskan masalah (dengan banyak menanya), bukan hanya
menyelesaikan masalah dengan menjawab
saja. Pembelajaran diharapkan diarahkan untuk melatih berpikir analitis
(peserta didik diajarkan bagaimana mengambil keputusan) bukan berpikir
mekanistis (rutin dengan hanya mendengarkan dan menghapal semata)
Penjelasan Prof Sudarwan tentang pendekatan scientific bahwa Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan
penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran
harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria
ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti
berikut ini.
1.
Substansi
atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat
dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira,
khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2.
Penjelasan
guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas
dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
3.
Mendorong
dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan
substansi atau materi pembelajaran.
4.
Mendorong
dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi
pembelajaran.
5.
Mendorong
dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan
pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi
pembelajaran.
6.
Berbasis
pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.
7.
Tujuan
pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem
penyajiannya.
Pembelajaran yang menekankan pada
pentingnya kolaborasi dan kerjasama diantara peserta didik dalam menyelesaikan
setiap permalahan dalam pembelajaran. Oleh karena itu guru sedapat mungkin
menciptakan pembelajaran selain dengan tetap mengacu pada Standar Proses dimana
pembelajarannya diciptakan suasana yang
memuat Ekplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi, juga dengan mengedepankan kondisi
peserta didik yang berperilaku ilmiah dengan bersama-sama diajak mengamati,
menanya, menalar, merumuskan, menyimpulkan dan mengkomunikasi. Sehingga peserta
didik akan dapat dengan benar menguasai materi yang dipelajari dengan baik.
No comments:
Post a Comment